Estimasi Ongkir Kirim Excavator, Beko, dan Bulldozer

Skid Steer Loader

Kenapa Perlu Tahu Estimasi Ongkir Alat Berat

Bayangkan proyek besar Anda sudah siap jalan — tim sudah di lapangan, jadwal sudah rapi, dan kontrak sudah diteken. Tiba-tiba, biaya pengiriman alat berat seperti excavator, beko, atau bulldozer melonjak jauh di atas perkiraan. Akibatnya, bukan hanya budget yang bengkak, tapi timeline proyek ikut terganggu.

Inilah kenapa estimasi ongkir menjadi langkah krusial sebelum alat berat mulai bergerak dari titik asal ke lokasi proyek. Ongkir bukan sekadar angka di kertas — ia mencakup biaya transportasi, bongkar muat, hingga potensi biaya tambahan jika ada perubahan jadwal kapal atau moda angkut. Dengan mengetahui estimasi sejak awal, Anda bisa:

  • Mengalokasikan anggaran secara presisi tanpa “kejutan” di tengah jalan
  • Memilih moda angkut paling efisien, baik via kapal RORO, LCT, maupun jalur darat
  • Mengatur jadwal kirim sesuai urgensi dan ketersediaan space kapal
  • Meminimalkan downtime proyek karena alat datang terlambat

Vendor profesional biasanya sudah memiliki kalkulator ongkir internal yang mempertimbangkan berat, dimensi, rute, moda angkut, dan jadwal keberangkatan. Namun, memahami dasar-dasarnya akan membuat Anda lebih siap dalam negosiasi dan pengambilan keputusan.

Di artikel ini, kita akan membedah estimasi ongkir untuk tiga “pemain utama” di dunia alat berat — excavator, beko, dan bulldozer — beserta faktor yang memengaruhinya, lengkap dengan tips hemat dan kesalahan yang wajib dihindari.

Excavator
https://www.hitachicm.com/global/en/

Sekilas Tentang Excavator, Beko, dan Bulldozer

Sebelum bicara ongkir, penting untuk paham karakter tiap alat berat. Karena beda fungsi, beda juga bobot, dimensi, dan cara angkutnya.

  1. Excavator
    1. Fungsi: Menggali, mengangkat material, dan pekerjaan konstruksi berat lainnya.
    1. Ciri: Lengan panjang dengan bucket di ujungnya, kabin putar 360°, dan track crawler.
    1. Berat rata-rata: Mulai dari 3 ton (mini) hingga 50+ ton (kelas besar).
    1. Pengiriman: Biasanya via kapal RORO untuk jarak antar pulau, atau selfloader untuk pengiriman dalam pulau.
  2. Beko (Backhoe Loader)
    1. Fungsi: Kombinasi loader di depan dan backhoe di belakang, serbaguna untuk pekerjaan konstruksi, perkebunan, dan pertanian.
    1. Ciri: Beroda ban, ukuran relatif lebih kompak dari excavator.
    1. Berat rata-rata: 5–10 ton.
    1. Pengiriman: Mudah diangkut via selfloader atau kontainer flat rack jika butuh perlindungan ekstra.
  3. Bulldozer
    1. Fungsi: Mendorong material dalam jumlah besar, meratakan lahan, dan pekerjaan berat di tambang atau proyek infrastruktur.
    1. Ciri: Pisau dozer besar di depan, menggunakan track crawler untuk traksi maksimum.
    1. Berat rata-rata: 8–40 ton.
    1. Pengiriman: Umumnya via kapal RORO atau LCT (Landing Craft Tank) untuk lokasi tanpa dermaga besar.

💡 Catatan penting: Perbedaan bobot dan dimensi ini sangat memengaruhi ongkir. Bulldozer besar butuh space lebih di kapal, sementara beko mini bisa dikombinasikan dengan muatan lain untuk menekan biaya.

Faktor yang Memengaruhi Ongkir Alat Berat

Banyak orang kaget kenapa ongkir alat berat bisa berbeda jauh meski jaraknya sama. Faktanya, ada sejumlah variabel yang menentukan harga final.

  1. Berat dan Dimensi Alat
    1. Ongkir alat berat umumnya dihitung per ton atau berdasar volume (m³) untuk pengiriman laut.
    1. Semakin besar dimensi (panjang × lebar × tinggi), semakin besar space kapal yang dibutuhkan.
  2. Jenis Moda Angkut
    1. Kapal RORO → Cocok untuk pengiriman alat berat beroda atau crawler, cepat dan efisien.
    1. Selfloader / Lowbed → Untuk pengiriman darat jarak dekat atau antar kota di satu pulau.
    1. LCT (Landing Craft Tank) → Solusi ke daerah terpencil atau pelabuhan kecil tanpa dermaga besar.
  3. Rute dan Jarak Tempuh
    1. Rute direct (misal Jakarta–Balikpapan) umumnya lebih murah dan cepat daripada rute transit.
    1. Jarak memengaruhi konsumsi BBM dan biaya pelabuhan.
  4. Jenis Proyek dan Lokasi Tujuan
    1. Proyek tambang di area terpencil atau pedalaman butuh door-to-site yang kompleks → ongkir lebih tinggi.
    1. Lokasi strategis dekat pelabuhan → ongkir bisa lebih hemat.
  5. Musim dan Permintaan
    1. Saat high season proyek konstruksi (misal kuartal 2–3), permintaan naik → tarif cenderung ikut naik.

💡 Insight: Di KirimAlatBerat.co.id, semua faktor ini dihitung transparan sejak awal, jadi klien bisa estimasi budget tanpa kejutan biaya tambahan.

Metode Penghitungan Ongkir per Ton

Biar gak bingung pas lihat angka di penawaran, penting tahu cara vendor menghitung ongkir alat berat per ton. Ini bukan sekadar “asal sebut” angka — ada rumus dan standar industri yang dipakai.

  1. Tentukan Berat Aktual Alat Berat
    1. Berat diambil dari spesifikasi pabrikan atau dokumen resmi.
    1. Contoh: Excavator PC200 Komatsu = ± 20 ton.
  2. Pilih Moda Angkut
    1. Kapal RORO → tarif dihitung per ton × jarak + biaya pelabuhan.
    1. Selfloader / Lowbed → tarif berdasar trip, tapi berat memengaruhi kebutuhan izin jalan dan konsumsi BBM.
    1. LCT / Flatrack → biasanya tarif borongan per kapal, tapi estimasi tetap dihitung dari total tonase.
  3. Hitung Tarif Dasar per Ton
    1. Rumus umum:
      Tarif Ongkir = (Berat Alat × Tarif per Ton) + Biaya Tambahan
    1. Tarif per ton berbeda tiap rute. Misal Jakarta–Balikpapan = Rp750.000–Rp1.000.000/ton.
  4. Tambahkan Biaya Tambahan (Jika Ada)
    1. Dooring (pengiriman dari pelabuhan ke lokasi proyek)
    1. Asuransi All Risk (disarankan untuk nilai alat berat tinggi)
    1. Izin Jalan & Eskort Polisi untuk pengiriman darat jarak jauh
  5. Kalkulasi Akhir & Negosiasi
    1. Vendor profesional akan kasih breakdown harga transparan.
    1. Negosiasi biasanya bisa dilakukan jika ada muatan balik atau pengiriman rutin.

💡 Pro Tip: Gunakan layanan yang punya network luas seperti KirimAlatBerat.co.id supaya tarif per ton lebih kompetitif karena bisa sharing space dengan pengiriman lain.

Contoh Estimasi Ongkir per Kota Besar

Biar pembaca langsung punya gambaran realistis, berikut contoh kisaran ongkir kirim excavator, beko, dan bulldozer dari Jakarta ke beberapa kota besar. Data ini berdasar tarif pasar 2025 dan pengalaman KirimAlatBerat.co.id di lapangan:

Kota TujuanModa AngkutKapasitasEstimasi OngkirLead Time
BalikpapanKapal RORO20 ton excavatorRp15.000.000 – Rp18.000.0006–7 hari
BanjarmasinKapal RORO20 ton bulldozerRp14.000.000 – Rp16.000.0005–6 hari
PontianakKapal RORO20 ton bekoRp17.000.000 – Rp19.000.0006–8 hari
MakassarKapal RORO20 ton excavatorRp16.000.000 – Rp18.500.0006–7 hari
MedanSelfloader + RORO20 ton bulldozerRp22.000.000 – Rp25.000.0008–10 hari
SorongKapal RORO + LCT20 ton excavatorRp40.000.000 – Rp45.000.00010–14 hari

Catatan Penting:

  • Harga bisa lebih murah jika pengiriman dilakukan sharing space dengan muatan lain.
  • Tarif di atas sudah mencakup biaya pelabuhan, tapi belum termasuk dooring ke lokasi proyek.
  • Waktu tempuh tergantung cuaca dan jadwal kapal.

💡 Strategi Hemat: Booking space minimal 1–2 minggu sebelumnya supaya dapat slot di kapal RORO reguler dan terhindar dari tarif peak season.

jenis jenis alat berat

Faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Tarif Pengiriman Excavator, Beko, dan Bulldozer

Banyak orang kaget kenapa harga ongkir alat berat bisa berbeda cukup jauh meski jaraknya mirip. Faktanya, ada beberapa variabel penting yang memengaruhi tarif:

1. Jenis & Kapasitas Alat Berat

  • Excavator mini 5 ton jelas beda tarifnya dengan bulldozer 20 ton.
  • Semakin berat dan besar dimensi, semakin mahal ongkirnya karena butuh kapal atau truk dengan kapasitas besar.

2. Moda Angkut yang Digunakan

  • RORO → Tarif lebih terjangkau, cocok untuk unit yang bisa jalan sendiri.
  • Selfloader / Lowbed → Tarif lebih tinggi karena unit diangkut penuh dengan truk khusus.
  • LCT (Landing Craft Tank) → Biasanya digunakan untuk proyek di daerah terpencil, biayanya premium.

3. Jarak & Rute Pelabuhan

  • Jakarta–Balikpapan bisa lebih murah dibanding Jakarta–Pontianak karena jalur dan frekuensi kapal berbeda.
  • Rute yang jarang dilayani kapal umumnya lebih mahal.

4. Kondisi Akses di Lokasi Proyek

  • Port to Port → Lebih murah, alat berat diantar dan diambil langsung di pelabuhan.
  • Door to Door → Lebih mahal karena ada biaya truk tambahan dan koordinasi lapangan.

5. Musim & Ketersediaan Kapal

  • Peak Season (misalnya menjelang akhir tahun proyek) biasanya tarif naik.
  • Saat slot kapal penuh, harga bisa melonjak hingga 15–20%.

6. Kebijakan Asuransi

  • Beberapa proyek mewajibkan asuransi full coverage, sehingga ada tambahan biaya premi ±0,25% dari nilai unit.

💡 Tips Hemat dari KirimAlatBerat.co.id: Booking jauh hari, pilih moda RORO jika memungkinkan, dan manfaatkan pengiriman sharing space untuk memangkas biaya tanpa mengorbankan keamanan.

Tips Hemat Kirim Excavator, Beko, dan Bulldozer Tanpa Mengorbankan Keamanan

Mengirim alat berat itu identik dengan biaya besar, tapi bukan berarti tidak bisa dihemat. Berikut strategi yang sering kami pakai untuk klien proyek:

1. Pilih Moda Angkut yang Tepat

  • RORO → Paling ekonomis untuk unit yang bisa jalan sendiri.
  • Selfloader → Gunakan hanya jika lokasi tujuan tidak terhubung langsung dengan pelabuhan RORO.
  • Sharing Space di LCT → Gabung dengan unit lain untuk membagi biaya sewa kapal.

2. Kirim Beberapa Unit Sekaligus

Jika proyek butuh lebih dari satu alat berat, koordinasikan pengiriman serentak. Tarif per unit bisa turun signifikan.

3. Manfaatkan Port to Port

Ambil dan antar langsung di pelabuhan untuk menghindari biaya tambahan door to door, terutama jika lokasi proyek dekat dengan pelabuhan.

4. Booking di Luar Peak Season

Hindari musim sibuk proyek (akhir tahun atau awal kuartal). Di luar musim tersebut, tarif kapal cenderung lebih rendah dan slot lebih fleksibel.

5. Negosiasi Paket dengan Vendor

Vendor yang sama bisa memberikan diskon jika kita memesan pengiriman reguler atau dalam jumlah banyak.

6. Gunakan Asuransi yang Tepat

Asuransi memang wajib, tapi pilih coverage sesuai nilai alat berat dan risiko rute. Jangan over-insured karena akan membuang biaya premi.

💡 Insight dari KirimAlatBerat.co.id: Kami sering memadukan rute, moda, dan jadwal sehingga klien bisa hemat hingga 15–25% dibanding tarif standar, tanpa mengorbankan keamanan unit.

Studi Kasus Ongkir Nyata 2025 untuk Excavator, Beko, dan Bulldozer

Supaya pembaca nggak hanya dapat teori, kita kasih data real berdasarkan pengiriman yang sudah kami lakukan tahun ini. Angka-angka ini sudah termasuk biaya RORO atau selfloader, tapi belum termasuk asuransi dan PPN.

Jenis Alat BeratKota AsalKota TujuanModa AngkutEstimasi Biaya (Port to Port)Lead Time
Excavator PC200JakartaBalikpapanRORORp 28 – 32 juta6–7 hari
Bulldozer D31SurabayaBanjarmasinRORORp 22 – 25 juta5–6 hari
Beko Mini PC50JakartaPontianakRORO + SelfloaderRp 30 – 34 juta6–8 hari
Bulldozer D65MakassarJayapuraLCTRp 90 – 110 juta12–15 hari
Excavator PC200JakartaTarakanRORO + SelfloaderRp 40 – 45 juta8–10 hari

Catatan Penting:

  • Port to Door → Tambahkan biaya dooring sesuai jarak & kondisi jalan proyek.
  • Asuransi All Risk → Rekomendasi 0,25% dari nilai unit, khususnya untuk unit di atas Rp 1 miliar.
  • Lead Time → Bisa lebih lama jika ada faktor cuaca atau antrean pelabuhan.

💡 Insight dari KirimAlatBerat.co.id: Dengan perencanaan rute dan booking slot kapal lebih awal, biaya bisa ditekan hingga 20%. Bahkan untuk rute jauh seperti Makassar–Jayapura, penggabungan muatan (sharing LCT) bisa membuat ongkir per unit lebih murah.

FAQ Ongkir Alat Berat

1. Apa saja faktor utama yang menentukan ongkir alat berat?
Ongkir dipengaruhi oleh berat unit, dimensi, moda transportasi (RORO, LCT, selfloader), jarak tempuh, dan biaya tambahan seperti dooring atau asuransi.

2. Apakah harga di website sudah termasuk asuransi?
Belum. Asuransi All Risk sebesar 0,25% dari nilai unit akan ditambahkan untuk keamanan penuh selama perjalanan.

3. Bisa kirim ke proyek yang jauh dari pelabuhan?
Bisa. Kami menyediakan layanan Port to Door dengan armada selfloader atau lowbed, tergantung medan dan akses jalan ke lokasi proyek.

4. Apakah ongkir bisa lebih murah jika digabung dengan unit lain?
Ya. Sistem sharing space bisa menekan biaya hingga 20% jika ada unit lain dengan rute dan tujuan yang sama.

5. Berapa lama lead time rata-rata?

  • Jawa – Kalimantan: ±6–8 hari
  • Jawa – Papua: ±12–15 hari
  • Sulawesi – Papua: ±8–12 hari
    Waktu bisa berubah tergantung cuaca dan antrean pelabuhan.

6. Apakah perlu izin khusus untuk pengiriman alat berat?
Beberapa jenis alat berat memerlukan dokumen legalitas dan izin trayek. Tim kami siap membantu pengurusan dokumen tersebut jika dibutuhkan.

7. Apakah ada layanan tracking?
Ya, setiap unit dilengkapi dengan update posisi via WA atau telepon, sehingga Anda tahu progres pengiriman secara real-time.

Grader
credit by: https://www.sanyglobal.com/product/road_machinery/motor_grader

Saatnya Kirim Alat Berat Anda Sekarang!

Bayangkan proyek Anda mulai tepat waktu, tanpa drama alat berat telat sampai. Tim di lapangan bekerja lancar, progres naik cepat, dan Anda bisa tidur nyenyak karena semua sudah di-handle oleh KirimAlatBerat.co.id.

Jangan tunggu sampai antrean kapal penuh atau biaya logistik melonjak.
Setiap hari keterlambatan = potensi kerugian besar di proyek Anda.

📞 Hubungi kami sekarang – konsultasi GRATIS, harga transparan, jadwal pengiriman fleksibel, dan layanan dooring sampai titik proyek.
Cukup kirim detail:

  • Jenis & tipe alat berat
  • Lokasi asal & tujuan
  • Moda transportasi yang diinginkan

Dalam hitungan menit, tim kami akan memberi penawaran resmi & jadwal pasti.

Kami siap kirim Excavator, Bulldozer, Wheel Loader, Dump Truck, Crane, dan berbagai jenis alat berat lain ke seluruh Indonesia.

💬 Klik Disini Sekarang Untuk Pemesanan

KirimAlatBerat.co.id – Partner Logistik Alat Berat yang Tepat, Cepat, dan Terpercaya!

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *